Monday, May 17, 2010

Terbengkalai (Catatan Spontanitas)

*Terbengkalai

Berangkat dari makna di kamus Bahasa Indonesia;

beng·ka·lai, ter·beng·ka·lai v 1 terhenti sebelum selesai dikerjakan (tt pekerjaan, urusan, dsb); terlantar (tt pekerjaan dsb): banyak bangunan yg - karena kekurangan biaya; ark terdiam: ia duduk - memikirkan kemalangannya; mem·beng·ka·lai·kan v meninggalkan pekerjaan dsb sebelum selesai; membiarkan terbengkalai.

Mencoba memaparkan, sebentuk 'aktivitas' keseharian, hasil dari ragam cerminan pemikiran. Kombinasi antara visual dan tulisan. Sebut pula; gagasan, yang muncul secara spontanitas dikisaran kota Solo. Atau mungkin terkait dengan benda atau tempat-tempat yang sudah tak terjamah. Tak berpenghuni. Ditinggalkan. Namun, bukan berarti tak memiliki makna. Dan mungkin, peran kami disini, hanya sebagai medium yang kami harapkan dapat memberikan gambaran, sebuah potret akan perjalanan memaknai sesuatu. Coba diterjemahkan sesuai dengan cara pandang kami, dalam konotasi yang positif. Refleksi tentang sebuah keresahan yang senantiasa muncul setiap waktu. Mencari ruang sebagai tempat penyampaaiannya. Dan bisa jadi, ini salah satunya.  

Mei 2010
Solo - Indonesia 

  
 TERBENGKALAI 01
1/320 7.1

1. Kelupas Kreatifitas...

*Representasi karya seni di masa sekarang, yang mulai kusam dan perlahan membangun kesannya sendiri, tak diperhatikan -- dan mungkin, maknanya-pun bergeser. Entah mengarah kemana. Seolah, faktor estetikanya, tak lagi tersampaikan. Namun lain halnya, di perspektif kami. Nampak sebuah pertanda kehidupan yang jelas, disini, sempat menjadi pusat perhatian. Atau memang di set sedemikian rupa guna mencuri atensi. Kala itu, ketika masih terpampang baru, dari mulai ide atau bahkan catnya sekalipun. Dikisaran perempatan penjual mie Bandung... Tengah kota...

 
TERBENGKALAI 02
1/320 7.1

2. Cerita Singkat dari Tengahnya Jawa

*Gerimis kecil, di pinggiran rel kereta api. Woro-woro ini ditemukan. Warnanya ada yang mulai luntur. Tetesan air membuatnya tak se-informatif seperti sediakala. Satu dari sekian banyak gambaran akan kultur di Jawa Tengah yang mungkin mulai terpinggirkan oleh modernitas. Bahkan rentan akan terlupakan. Dimana ketika buas, serangan tekhnologi, pula peranan media yang mewartakan ragam budaya nan jauh disana, ber mil-mil jaraknya. Tak cukup hanya bisa dikatakan "barat" disini. Atau mungkin, dikarenakan kepekaan terhadap ruang lingkup sekitarnya, malah menambah rentan kepunahan? Minim akan gelora menghidupkan yang nampak redup geliatnya? Tanpa disadari. Bahkan kami... disini... Secuil foto dari lakon Kethoprak/Wayang Orang ini terasa teramat satir bila dipandangi berkali-kali...


No comments: